Info
ARTIKEL ZAMRUD HIJAU |
Inilah 6 Film, Novel dan Kartun yang Hina Umat Islam - Atas
nama kebebasan berpendapat dan berbicara, 6 karya-karya ini dibuat. Namun
adakah kebebasan mutlak? Bagaimana bila kebebasan itu bersinggungan dengan
kebebasan orang lain yang memicu protes? Dan apakah protes itu harus dengan
kekerasan?
"Jadi, sejarah
seperti berulang. Satu-satunya hal yang menggelikan adalah keras kepala
terus-menerus dari kedua pihak, baik komitmen Barat terhadap "kebebasan
berbicara" dan dunia Muslim yang responsif dengan kekerasan, ironi pada
mereka berdua," demikian dikatakan Abbas Barzegar, asisten profesor dari
Georgia State University dan anggota Institute Kebijakan Sosial dan Kesepahaman
seperti dilansir Huffington Post, Kamis (13/9/2012) ini.
"Kita harus
mengerti bahwa apakah itu mengambil bentuk Muhammad atau Kebebasan Berbicara,
hal-hal yang suci itu tidak tersentuh. Sampai kita menemukan sistem hukum yang
membatasi kekerasan pada simbol-simbol suci," imbuhnya.
Sementara dilansir
dari USA Today, menggambarkan Nabi Muhammad, baik dari segi positif atau negatif
itu tidak dibolehkan.
"Menggambarkan
Nabi Muhammad itu tidak dilarang, namun tidak dianjurkan karena bisa mendewakan
manusia dan mengalihkan perhatian umat dari menyembah Allah," kata M Zuhdi
Jasser, penulis buku muslim 'A Battle for The Soul of Islam: An American
Muslim's Patriot Fifht to Save His Faith'.
Berikut karya-karya
yang memicu protes umat Islam seperti dikumpulkan detikcom dari berbagai
sumber:
1. Novel 'The Satanic Verses'
The Satanic Verses
adalah novel keempat dari pengarang Salman Rushdie yang kelahiran Mumbai,
India. Novel yang terbit pada 1988 ini memicu kontroversi, utamanya di Iran.
Novel itu dinilai menggambarkan dan menyinggung kehidupan Nabi Muhammad dan
proses turunnya Alquran secara tidak benar.
Dalam novel dinilai
bahwa umat Islam dinilai sangat asusila, dan klaim Salman Rushdie mengenai
ayat-ayat Alquran yang menurut Rushdie adalah 'kerja dari Setan'. Rushdie juga
menamakan tokoh-tokohnya di novel itu, seperti Mahound (nama yang merendahkan
Nabi Muhammad saat Perang Salib), kemudian Saladdin (nama pahlawan besar Islam
saat Perang Salib) yang kemudian diceritakan menjadi setan dan banyak lagi.
Pemimpin tertinggi
Iran pada 1989, Ayatullah Ruhollah Khomeini sampai mengeluarkan fatwa hukum
mati bagi Rushdie. Buku ini dilarang terbit di negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam.
2. Film 'Submission'
Film 'Submission' ini
dirilis pada 2004, merupakan film pendek berdurasi 11 menit yang disutradarai
Theo Van Gogh dan skenarionya ditulis Ayaan Hirsi Ali, mantan anggota parlemen
Belanda. Film ini ditayangkan di jaringan TV publik Belanda (VPRO) pada 29
Agustus 2004.
Judul film ini
dinilai merupakan terjemahan langsung dari kata Islam, yang secara etimologi
berasal dari 'taslim', yang diartikan ketundukan. Film ini menceritakan tentang
4 karakter fiksi yang diperankan aktris tunggal, tentang perempuan bercadar,
yang di tubuhnya terdapat tato ayat-ayat Alquran.
Tokoh perempuan di
film itu diceritakan seorang muslimah, yang mengalami berbagai kekerasan dalam
dari suaminya, diperkosa dan dipukul oleh pasangannya. Monolog tokoh perempuan
ini adalah menggaris bawahi 3 ayat Alquran, yang ditato pada tubuh perempuan itu
yang melegalkan kekuasaan laki-laki atas perempuan.
Film ini mengundang
protes dari umat Islam. Sutradara film ini Theo Van Gogh dibunuh oleh seorang
muslim fundamentalis, Mohammed Bouyeri pada 2 November 2004. Bouyeri diganjar
hukuman seumur hidup tanpa remisi.
3. Film kartun 'The Life of Muhammad'
Film kartun 'The Life
of Muhammad' dirilis April 2008, yang dibuat oleh politisi Belanda kelahiran
dan keturunan Iran, Ehsan Jami. Film ini menceritakan kehidupan Nabi Muhammad
dengan istrinya yang masih berusia 9 tahun, Aisyah namun dalam sudut pandang
seksual. Film itu juga menggambarkan wajah Nabi Muhammad, yang di dalam Islam,
tidak diizinkan.
Jami merupakan
anggota Dewan Kota Leidschendam-Voorburg yang juga pendiri Komite Eks Muslim,
organisasi yang menampung orang Islam yang murtad. Jami keluar dari Islam dan
menolak segala sesuatu tentang Islam pasca teror 9/11.
Setelah berita
mengenai peluncuran filmnya disiarkan melalui Radio Netherland, komunitas
Muslim Belanda kemudian bereaksi untuk menuntut ke pengadilan agar film itu
agar dilarang. Film itu dinilai menghina Islam, tidak dapat diterima dan tidak
benar.
4. Kartun Nabi Muhammad di Jylland Posten
Pada September 2005,
surat kabar Denmark, Jylland-Posten memuat kartun Nabi Muhammad yang menggambarkan
wajah Nabi Muhammad. Selain itu digambarkan Nabi Muhammad memakai sorban lilit
dengan sumbu bom di bagian atasnya.
Alhasil umat Islam di
Denmark protes atas pemuatan kartun ini. Tidak mereda, kartun itu malah dimuat
ulang di media dari 50 negara.
4 Bulan kemudian,
protes merebak ke seluruh umat Islam di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia
sampai mengecam karikatur ini kepada Denmark. Sementara protes yang berpuncak
pada kekerasan merebak di sejumlah negara, utamanya Kedubes Denmark di seluruh
dunia. Sekitar 100 demonstran tewas karena demo ini. Kedubes Denmarkd di
Pakistan dibom, Kedubes Denmark di Suriah, Libanon dan Iran ditembaki,
pembakaran bendera Denmark, Belanda, Norwegia, Prancis dan Jerman terjadi di
Kota Gaza.
Perdana Menteri Denmark
saat itu, Anders Fogh Rasmussen mengatakan ini merupakan krisis Denmark di
dunia internasional yang terburuk sejak Perang Dunia ke-II
5. Film 'Fitna'
Film ini dirilis pada
2008 yang dibuat oleh anggota Parlemen Belanda, Geert Wilders. Film berdurasi
17 menit ini bercerita tentang Islam, tentang ayat-ayat Alquran dan
potongan-potongan aksi terorisme yang dilakukan oleh umat Islam.
Film ini menyimpan pesan
bahwa Alquran memotivasi orang untuk membenci siapa saja yang menyerang Islam.
Alhasil, film yang diunggah di situs video internet ini diblok.
Di Indonesia, film
ini menuai protes keras hingga ke tingkat hubungan diplomatik
Indonesia-Belanda. SBY berkomentar tentang politisi nyentrik itu. SBY
menuturkan,� pemerintah
sudah bersikap tegas melarang film Fitna masuk ke Indonesia. Geertz Wilders
selaku pembuatnya, juga dicekal masuk ke Indonesia.
Selain Indonesia,
Inggris juga mencekal Wilders. Pernyataan-pernyataan Wilders mengenai muslim
dan keyakinan agamanya seperti dalam film Fitna dikhawatirkan bisa mengancam
harmoni dalam masyarakat. Akibatnya, saat Wilders nekat masuk ke Inggris, dia
langsung dideportasi.
Inggris sejak Oktober
2008 semakin memperketat peraturan keimigrasian. Kebijakan ini diambil untuk
mencegah para orang asing penyebar kebencian masuk ke negeri itu dan memantik
ketegangan atau mengancam keamanan nasional.
Media Belanda edisi
Sabtu 9 Oktober mensinyalir SBY batal ke Belanda karena kiprah Wilders yang
akan turut membangun pemerintahan baru Belanda setelah dia memenangi sejumlah
kursi di parlemen. Informasi ini didapat dari sumber yang mengetahui persis
pembatalan itu.
Deplu Belanda enggan
mengomentari artikel di media itu dengan alasan sumber beritanya anonim,
termasuk terhadap statamen Wilders. Deplu hanya memastikan bahwa kunjungan SBY
akan dilaksanakan lain waktu.
Geert Wilders adalah
pemimpin Partai untuk Kebebasan Belanda (PVV). Pengaruh politik Wilders dinilai
akan semakin meningkat karena ia dan partainya akan menjadi mitra koalisi
pemerintah Belanda yang baru. Namun Pemilu terbaru di Belanda, PVV kalah telak.
PVV (Partij voor de Vijheid, Partai untuk Kebebasan) pimpinan Geert Wilders
yang hanya meraih 13 kursi atau merosot drastis dari 24 kursi pada pemilu
sebelumnya.
6. Film 'Innocence of Muslim'
Film kontroversial
'Innocence of Muslims' yang dianggap merendahkan Islam dan Nabi Muhammad menuai
protes ribuan demonstran di Libya dan Mesir, bahkan hingga menewaskan Dubes AS
untuk Libya. Sebenarnya apa yang membuat film ini diprotes besar-besaran?
Seperti dilansir AFP,
Kamis (13/9/2012), film ini mengisahkan tentang kehidupan Nabi Muhammad yang
dibumbui dengan tema pedofil dan homoseksualitas. Sejumlah adegan dalam film
yang berdurasi 2 jam ini telah diunggah ke internet dan bisa juga dilihat di
sejumlah saluran satelit privat.
Secara keseluruhan,
film ber-budget rendah ini menggambarkan kehidupan umat muslim sebagai manusia
tak bermoral dan sarat dengan kekerasan. Jika dilihat dari segi kostum yang
sangat amatir, kemudian naskah yang sekenanya dan backdrop palsu, film ini sama
sekali tidak menarik perhatian.
Namun semenjak
diunggah ke internet, banyak pihak yang mengecam dan memprotes film ini karena
konten yang ada di dalamnya. Bagaimana tidak, jika film ini terang-terangan
menggambarkan Nabi Muhammad sebagai pria yang gemar tidur dengan banyak wanita
dan sering membicarakan soal pembunuhan anak-anak.
Perlu diketahui bahwa
film ini dibuat oleh seorang pria keturunan Israel-Amerika, Sam Bacile. Tidak
banyak hal yang bisa diketahui soal Bacile yang juga berprofesi sebagai
pengembang real-estate di California selatan, AS ini.
Dalam wawancaranya
dengan Wall Street Journal, pernyataan-pernyataan Bacile semakin menuai
kontroversi. Dimana dia menyebut Islam sebagai agama yang penuh kebencian.
Bacile menuturkan,
dirinya bertanggung jawab sepenuhnya atas film yang mulai diunggah ke internet
sejak Juli lalu. Kepada Wall Street Journal, Bacile mengungkapkan biaya film
ini mencapai USD 5 juta dan berasal dari sejumlah donatur penganut Yahudi yang
enggan dia sebutkan identitasnya.
Film ini dibuat tahun
2011 lalu dan memakan waktu selama 3 bulan, dengan sebagian besar lokasi
syuting berada di California, AS. Bacile menuturkan, dirinya bekerja sama
dengan 60 aktor dan 45 orang kru untuk memproduksi film ini.
Di Mesir, film ini
memicu gugatan hukum yang diajukan seorang wartawan Mesir terhadap produser
film ini. Disebutkan dalam gugatan tersebut bahwa film ini sengaja ditujukan
untuk 'menyerang Islam'. Gugatan ini diawali oleh pemberitaan sejumlah media
Mesir yang menyebut sejumlah umat Kopstik Mesir yang tinggal di AS ikut
terlibat dalam pembuatan film ini. Pemerintah Mesir pun didesak untuk
melepaskan kewarganegaraan orang-orang Mesir yang terlibat dalam film ini.
Film ini memicu unjuk
rasa besar-besaran di Kairo, Mesir dan Benghazi, Libya. Ribuan demonstran
menyerbu dan menyerang kantor kedutaan dan konsulat AS di dua wilayah tersebut.
Tragis, Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens beserta 3 stafnya tewas akibat
serangan yang terjadi pada 11 September malam waktu setempat. Dubes Libya itu
meninggal karena asap tebal yang timbul usai serangan roket ke gedung Konsulat
AS dan terjebak di dalamnya.(*)
Komentar
Posting Komentar